Kamis, 16 Februari 2012

Mengapa Akun Anonim Menarik?

Nukman Luthfie (sudutpandang.com)
Jakarta - Kehadiran akun anonymous atau anonim di Twitter bukanlah sesuatu yang baru. Namun akhir-akhir ini akun-akun seperti itu semakin banyak bermunculan dan sering menarik perhatian. Mengapa demikian?

Melihat fenomena ini, pengamat social media Nukman Luthfie terlebih dahulu mencoba meluruskan pemahaman publik terhadap akun anonim. Menurut Nukman, lebih tepat akun seperti itu disebut sebagai akun pseudonym atau dalam bahasa Indonesia berarti akun yang menggunakan nama samaran.

"Tidak ada yang disebut sebagai akun anonim. Anonim itu kan tanpa nama. Akun Anda apa? Masa tanpa nama? Nah, yang ada itu akun pseudonym atau samaran. Kalau dulu ada penulis yang menggunakan nama samaran, sekarang ada akun Twitter dengan nama samaran," papar Nukman saat ditemui detikINET.

Disebutkannya, akun Twitter dengan nama samaran sudah ada sejak dulu. Kenapa? Karena memang pengguna bisa menggunakan nama apapun di Twitter, tidak ada aturannya. Namun konten yang dihasilkan akun-akun samaran tersebut sifatnya tidak kontroversial.

"Belakangan, muncul akun samaran untuk tujuan-tujuan yang kita tidak tahu apa, dan isinya sangat kontroversial. Misalnya yang bernuansa politik, membongkar kebobrokan pemerintah, berbau SARA," kata Nukman.

Seringkali, apa yang ditweet akun tersebut adalah pernyataan-pernyataan yang tidak dimuat di media resmi. Tentu saja, karena media resmi punya aturan-aturan tertentu, sehingga Twitter dijadikan alternatif untuk merilis informasi seperti ini.

"Karena sifatnya menjadi pelengkap media-media yang gak bisa mengeluarkan statement seperti itu, orang jadi tertarik. Wah, ada apa ini? Karena tertarik, followernya pun jadi tinggi di atas rata-rata akun milik orang biasa," jelasnya.

Namun berdasarkan risetnya, jumlah follower akun samaran yang kontennya 'berat' tetap tidak bisa mengalahkan akun populer yang disukai anak-anak muda.

"Akun samaran yang kontroversial itu rata-rata followernya mentok di angka 57 ribu. Artinya apa? Akun samaran yang membeberkan mengenai politik penyukanya tidak sebanyak akun samaran yang isinya lebih ke entertainment," papar Nukman.

Nukman juga mengamati bahwa akun semacam ini di Indonesia umumnya hanya mengumumkan celoteh, tidak menampilkan bukti-bukti. Dibandingkan dengan Wikileaks misalnya, meski tidak mengeluarkan hal kontroversial tapi akunnya membawa bukti berupa dokumen yang membuat orang yang kehilangan dokumen itu kebakaran jenggot.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar